Kami adalah puanmu tuan, yang menunggumu kembali sembari berbalas kata…
@rifens_tree : Kita adalah rindu yang sebenarnya tak pernah dirindukan olehnya
@dewisakuragi : Tapi rindu pun minta ditagih..
@rifens_tree : Ia datang diam dalam hati meminta pertanggung jawaban…
@dewisakuragi : Sementara dia lupa sempat singgah di sini, menebar benih rindu dan harap.
@rifens_tree : Dia dengan beraninya menyemai rindu dan kemudian ia
pergi meninggakan rindu itu tumbuh menjalar dan tak pernah layu
@dewisakuragi : Kini aku lelah menanggung rindu ini. Karena, dia tak
pernah berbalik kearahku untuk menyesap rindu ini bersamaku.
@rifens_tree : Jangankan menyesap, melihat saja ia tak ingin. Akar serabut rindu itu menjalar memeluk jantungku
@dewisakuragi : Pelan, aku mencoba memangkas serabut-serabut rindu itu. Meski sakit yang kurasa seperti dirajam belati.
@rifens_tree : Semakin kupangkas semakin akar itu tumbuh dengan
cepat, batang rindu mulai melesak tenggorokanku hingga aku sulit
bernafas
@dewisakuragi : Namanya kusebut disela-sela nafasku. Harap itu ternyata tak pernah punah. Rindu itu tetap
tumbuh subur seperti rumput liar.
@rifens_tree : Pada harapku kusebut dewa ataupun dewi matahari
sudilah kiranya mereka menyinari rindu itu hingga ia meranggas dan mati.
Entahlah tuan, kau kembali atau tidak. Kami disini dipasung rindu.
“Shoot for the moon and if you miss you will still be among the stars” — Les Brown
Yellow, Butterfly and Latte ~ 3
9 tahun yang lalu
0 komentar :
Posting Komentar