Rabu, 01 Januari 2014

[BOOK REVIEW] Forgiven - Morra Quatro



                Hai. Hai. Hai.
Selamat sore di tahun 2014. Ehmm, nih aku hadir buat review novel yang udah aku kelarin. Di hari pertama tahun ini. Fiuhh, akhirnya.. Here we go....

Judul : Forgiven
Author : Morra Quatro
Tahun Terbit : 2010
Penerbit : Gagas Media

Dua sahabat bertemu kembali di sebuah ruang penjara di amerika. William Hakim dan Karla. Untuk tahu kisah mereka, kita dikembalikan ke Jogjakarta sepuluh.. atau sebelas tahun yang lalu.
Karla, William, Alfan, Wahyu, Robby dan Laut. Enam sahabat. Kenapa mereka bersahabat? Sederhana. Karena rumah mereka searah, berdekatan dan mereka sama-sama naik sepeda untuk ke sekolah.
Meski Karla berpacaran dengan Alfan. Baginya, William lah sahabat terbaiknya. Tempatnya membagi mimpi dan rahasianya. Mereka berbagi mimpi. William yang terobsesi dengan fisika nuklir. Dengan nobel sebagai tujuan jangka panjangnya.
Persahabatan mereka, (terutama, Will, Karla dan Alfan) merenggang karena Alfan dan Will berbeda pendapat dan itu erat hubungannya dengan Karla. Cobaan menguji keenam anak itu. Robby dipanggil wakil kepala sekolah. Keesokan harinya, kelima anak itu mendapati wajah Robby lebam-lebam. Pak Juandi memukul Robby.
Karla bertanya, apakah penyebab Pak Juandi murka itu hanya karena ‘Rokok’. Tidak. Kelima cowok itu mengakui kalau penyebabnya bukan hanya sekedar rokok. Mereka mencoba mencampur rokok dan marijuana. Sesaat Karla marah, karena dia tidak pernah tau soal ini. terlebih, William.. yang ia yakin tidak akan berbuat bodoh dengan merokok. Juga terlibat.
William mengusulkan membalas dendam pada Pak Juandi. Semua sahabat-sahabatnya setuju. Mereka mulai rencananya dengan memasukkan tikus-tikus yang sudah mati ke ruang kerja Pak Juandi. Sayang, rencana ketahuan. Semua di seret ke ruang BP. Kecuali Alfan, dia melarikan diri. dan William, padahal dia yang mengusulkan rencana ini. tapi, Karla dengan tegas mengatakan pada Wahyu kalau ‘William tidak terlibat dalam rencana ini’. itu karena, sebentar lagi William akan dikirim ke Brussel dalam rangka Olimpiade Fisika Internasional.
Kejadian heboh itu berakhir dengan di skors-nya Karla. Dalam masa pengasingan (Mama Karla marah besar). Sahabat-sahabatnya mencoba mengunjunginya, tapi ditolak tegas oleh Mama Karla. Kecuali William. Dia datang dengan membawa binder kebanggaannya (berisi ringkasan-ringkasan pelajaran fisika-kimia) dan Mama Karla membiarkannya menemui Karla.
Setelah skorsing itu, Karla kembali masuk. dan ia kaget, karena suatu hari ia mendapati William tidak (hampir) bisa melihat. Atau nyaris buta. William meminta Karla tenang dan memintanya percaya kalau semua akan turn out fine. Karla percaya, dan keesokan harinya kesehatan Will membaik.
Karla merasa persahabatan mereka semakin renggang. Karena beberapa cowok di The Crowd sudah punya pacar. Dan dia merasa William sedikit sedih karenanya. Tapi dugaannya itu salah. Wahyu, Laut, Robby dan William masih sama seperti dulu. Mereka masih bersahabat. Dan btw, Will pulang dari Brussel membawa kemenangan. J
Akhirnya mereka lulus. Malam harinya, mereka berkumpul di lapangan bola tempat para cowok biasa main. Mereka rebahan sambil memandang langit. Saat itu, mereka menamakan sebuah konstelasi bintang berbentuk sepasang sayap dengan nama, Champagne Supernova in The Sky.
Robby dan Laut memilih pendidikan di luar kota. Wahyu di terima di UGM. Sementara Karla akan terbang ke singapura, ke tempat papanya. di sana ia akan bersiap untuk ujian masuk universitas di Amerika. William?
Dia menghilang. Seperti di telan bumi. Berkali-kali Karla datang ke rumahnya. Memencet bell rumahnya, memanggil namanya, menanyakannya pada tetangga William. Hasilnya Nol. Tidak ada yang tahu kemana William pergi.
Karla sudah di singapore, menjalani bimbingan ini dan itu untuk persiapan ujian itu. Dia masih bertanya-tanya kemana sebenarnya William. Setelah pulang makan siang dengan papanya. mendadak keadaan kesehatannya memburuk. Saat itulah, William muncul di hadapannya. Betapa leganya Karla. Terlebih, William bilang kalau dia mau kuliah di Amerika, MIT.
Setelah perpisahan mereka di bandara Changi. Mereka kembali bertemu di apartemen seorang profesor Indonesia yang tinggal di Boston dan jadi tempat berkumpul anak-anak indonesia yang kuliah di sana (bukan cuma orang indonesia, sih). William yang ditemui Karla, Completely Different. Bukan Will yang Karla kenal. Dan Will bilang kalau dia sudah menemukan seseorang lain. Tentu Karla marah dan kacau. Dia pergi dari Apartemen itu.
Lama setelahnya, mereka kembali bertemu di kampus Karla. William dan Nicholas (kakaknya) sedang melakukan semacam presentasi sains. Dengan bantuan Bev, teman Karla. Dia bisa bertemu lagi dengan William. Dan, William mengatakan kalau Karla hamil.
Lima tahun kemudian. Troy sudah tumbuh, ia anak Karla dengan seseorang bernama Casey. Karla memutuskan untuk menjadi single parent. Saat berkumpul dengan keluarganya di Philadelphia. Karla mendapat telpon dari Bev. William Hakim meledakkan sebuah gedung dan menewaskan dua orang.
Hahaha. Kalian pasti bingung, kan? Kenapa Si William tiba-tiba aja ledakin gedung? Ok. Cerita kembali ke setelah William dan Karla bertemu di kampus Karla. William dan Chiara. Chiara itu teman satu tim William dan Nicholas di proyek itu. Dan Chiara adalah kekasih Nicholas. Suatu malam Will dan Chiara terlibat semacam hubungan gitu. Semua orang tidak ada yang menyadarinya. Sampai Nicholas melihat Chiara pendarahan. Ia keguguran. Anak William.
Atas perbuatannya itu. William dikeluarkan dari proyek. Sementara Chiara tetap ada di proyek. Bagi William, Proyek itu adalah tujuannya. Ia mendedikasikan semuanya untuk proyek itu. Tapi ia ditinggal begitu saja.
Tapi Chiara memilih untuk keluar dari proyek itu. Ia memilih bersama William. Setelah Chiara lulus, mereka menikah. Chiara membuka praktek di Chigago dan William bekerja sebagai teknisi di perusahaan telekomunikasi yang sedang berkembang.
Chiara tau, kalau William mengidap kanker otak. Dan kondisinya semakin buruk. Dia sudah meminta William untuk menjalani terapi. Tapi William bilang, give me some time. Meskipun William mengikuti kuliah di MIT. Dia bukan mahasiswa MIT. Jadi, ketika perusahaan tempatnya bekerja mengubah standar perekrutan pegawai, otomatis Will disingkirkan. Itu jelas menggoncangnya. Dan itulah alasan mengapa ia meledakkan gedung perusahaan itu.
Setelah pertemuan Karla dan Chiara. Akhirnya, Karla bisa menyusun misteri demi misteri tentang William Hakim. Kemana William saat Karla memanggil-manggil namanya di depan rumahnya.
Semasa William dalam tahanan. Karla terus mengunjunginya. Membawakannya buku demi buku dan Karla bercerita tentang anaknya. Will pun bertanya, apakah Karla menceritakan tentangnya ke Troy,
Saat itu, William yakin kalau dia akan dihukum mati. Dan memang, ia dihukum mati. William meminta Karla dan Troy menemuinya pagi hari sebelum eksekusi. Mama Karla yang  menyampaikannya pada Karla. Dan karla tidak mau. Ia tidak mau Troy terlibat dengan hidup Will yang kacau balau. Tapi setelah berbicara dengan mamanya. Karla setuju, ia juga bertanya pada Troy. Apa anak itu mau bertemu William. Ya.
Pagi hari itu. Karla dan Troy mengunjungi William. Troy membawa perlengkapan gambar dan mainannya. Troy memberi Will cokelat. Seperti yang dulu Karla pernah lakukan. Mereka (Will dan Troy) terlibat dalam obrolan seru. Tentang tata surya, planet dan bercerita tentang sekolah Troy. Troy juga bertanya, apa Will mencintai mamanya? He always love her.
Saat waktu hampir habis. Karla sempat menyuruh Will memanfaatkannya, supaya Will bisa kabur. Tapi Will memilih tidak melakukannya. Mengingat akan berdampak pada Troy.
Will menitipkan bindernya pada Karla dan memintanya menjaganya. Dalam perjalanan pulang, Karla membuka binder itu. Dan menemukan dua benda yang membuatnya terenyuh. Benda pertama, denah gedung ekslusif hasil gambaran Karla. Denah yang mereka gunakan dalam operasi balas dendam pada Pak Juandi. Kedua, surat izin untuk William dan Karla. Saat karla mendapat mens dan harus pulang karena tembus.
Will yang selama ini ia anggap telah berubah. Ternyata masih Will yang sama. Seperti yang ia kenal jauh sebelumnya.
Done. Aku menangkap kalau semua pasti berbuat kesalahan dan sebagian tidak melulu harus dihukum. Just forgive. Karla marah, kenapa William kembali menginginkannya saat semua sudah seperti itu. Kenapa dulu dia tidak datang padanya, kalau benar William mencintainya. Tapi kemudian ia menyesalinya, kenapa tidak dia sendiri yang mendatangi Will. Seharusnya ia tidak peduli pada orang-orang yang ada di sekitar Will. Meski Will mungkin akan menolaknya, memakinya. Tapi pasti Will akan bisa menerimanya, dan Karla bersedia menemaninya dalam keadaan apapun. Karla sadar ketika semuanya sudah tidak bisa diubah.  
Dan, hal yang mengejutkanku. Teman-teman. Setelah eksekusi William. Bev yang saat itu berprofesi sebagai jurnalis. Memberi penjelasan pada Karla tentang hal yang terjadi sebenarnya di kasus peledakan gedung perusahaan tempat William bekerja. Yang intinya menurutku, William tidak seharusnya dihukum mati. You guys should read it. I promise, kalian nggak nyesel baca ini.

I love these quote :
·         “Itu seperti hukum kekekalan energi. Kamu masih ingat hukum kekekalan energi? Energi tidak bisa diciptakan, tidak bisa dimusnahkan. Jadi, jumlah total energi, baik positif maupun negatif, dalam bentuk apapun. Di seluruh universe ini akan selalu sama. Energi yang kamu lepaskan, entah bagaimana caranya, akan kembali lagi kepadamu dengan jumlah yang sama. Meski sebesar biji zarrah pun itu.”
·         “Everyone makes mistakes, but only a few could forgive. Padahal ada banyak kesalah yang hanya perlu dimaafkan, bukan dihukum. An eye for an eye will make us all blind.”
·         Some mistakes need to be punished. Some need to be forgiven—and that’s what we’re doing. ‘Why?’. Because he’s a friend. A Family.
·         Karena bahkan dengan semua kenyataan dan misterinya ini perasaan sayang dalam hatiku tidak juga berubah. Hingga saat ini, saat semua orang di luar mencela dan membencinya. Aku masih begitu sayang. Meski seratus tahun lagi, dia masih hidup dan aku masih ada pada waktu itu.
·         Kamu tau, Tuhan nggak menentukan nasib. Tuhan Cuma memberi orang beberapa karakteristik, seperti elektron dan proton dan neutron dalam atom. Sisanya berjalan seperti hukum alam. Semua orang punya pilihan untuk menarik garis hidup mereka masing-masing.
·         Tapi kita Cuma dapat beberapa kesempatan seumur hidup--- hanya beberapa kesempatan saja—yang bisa mengubah seluruh hidup kita. Sometimes we make bad choices.
·         Akhirnya, ada beberapa hal yang nggak aku ahli ‘kan, K. I can’t tell you how I love you. That’s just—way beyond my vocabulary.


Sincerely,

Dewi Wulandari (:

0 komentar :

Posting Komentar