Sabtu, 15 Mei 2010

[Book Review] Let Go - Windhy Puspitadewi


Ehem, tes, tes.
Selamat pagi semuanya. Ohayou gozaimasu. Genki desu ka??
Akhirnya setelah hampir satu minggu nggak ketemu. Ketemu juga sama Nechan, moga kalian kangen sama Nechan (NGAREP MODE: ON).

Hari ini Nechan mau bahas Novel yang semalem selesai Nechan baca. Novel yang penuh dengan pelajaran yang berarti buat kita remaja (yang tua juga boleh, kok *nunduk karena takut dilempar sepatu).

Sebelum bahas novel ini, mending Nechan cerita-cerita dulu, ya.
Kemarin hari Senin tanggal 10 may 2010. sebenernya, Nechan malessss banget masuk sekolah. Tapi, berhubung ada Test Math dari Mrs. Titin, Nechan masuk, meskipun Nechan tau hasilnya bakal bikin Pakar Matematika geleng kepala (parah soalnya). Test kemarin materinya bangun datar dan pencerminan. Kalau bangun datar Nechan bisa (cie, sombong). Tapi, kalau pencerminan (ampunnnn). Dari delapan soal, nechan jawab hanya enam. Itupun belum tentu bener semuanya. Yah, Nechan hanya bisa pasrah. Apalagi ntar senin depan kita juga Test lagi dan ntar materinya dimensi tiga (PERFECT), tapi Nechan masih punya waktu buat belajar kan?!
Lalu, habis ulangan itu kita di perintah buat belajar, tapi, mendadak ada panggilan kelas. Dan, Sang ketua kelas Arma’st langsung beranjak dari tempat duduknya. Setelah beberapa saat, Jaejong balik, dan ngasih pengumuman. Kalau semuanya diminta membersihkan kelas lalu setelah itu pulang. bisa ditebak kayak apa reaksi kami??? Mirip, monyet yang dilepas dari kandang. Langsung, deh. Nechan make jaket dengan pedenya, eh, Senseinya dateng batal, deh. akhirnya Nechan habiskan waktu sambil ngobrol sama Tara-chan, Rinda, juga Yiyin. Karena perut Nechan protes, Nechan pergi ke Abang Bakso (meskipun nggak membantu sama sekali). Akhirnya Nechan pergi ke tempat kostnya Tara-chan. Setelah beberapa saat ada kabar menggemparkan, baik, Nechan ulangi, Ada kabar menggemparkan. Jaejong a.k.a Yiyin di panggil Bunda, ada apa?? Buat nylesain masalah hilangnya sepedah milik Tara-chan tentunya. Kami berempat (Nechan, Aiila, Rinda, dan Tara) sebagai anggota DBSK, harus mendukung member kami yang satunya, yaitu Kanjheng. Baik, kami ikut ke ruang guru. Meskipun akhirnya Cuma di luar.
Beberapa saat kemudian, semuanya selesai. Diputuskan kerugian ditanggung 50%-50%. Semoga ini menjadi pelajaran semua orang atas pentingnya tanggung jawab.

Nechan pulang di jemput Nii-Chan.
Ah, lupa. Nechan mau crita ini. hehehe, tapi, jangan diketawain, ya. Bener lho?! Kalau sampai kalian ketawa pas baca ini Nechan jamin, satu menit lagi Zero Kiryu dateng buat nembak kalian. Pasti.
Jadi, gini, kemarin Nechan balikin buku di Toshokan (Mau tau arti toshokan?? Cari sendiri).
Nah, karena Nechan dianter, Nechan harus cepet, dong. larilah Nechan, naik tangga (lumayan menguras tenaga). Lalu, setelah Nechan masukin jaket dan tas di loker, Nechan naik lagi, kali ini bebannya lebih ringan. Setelah tangga paling atas, Nechan liat kedepan dan Taraaaaa, Yakunin no Toshokan ada (YEYEYEYEY, Nechan senengggg). Berlebihan banget, ya. Terserah, Nechan nggak peduli. Tapi, kemarin itu Nechan bener-bener nggak konsen sama dia, habis ngejar waktu, sih. Nechan balikin, dia tanya, “atas nama??” lalu, Nechan jawab, “Dewi Wulandari”. Setelah itu, Nechan melangkah kearah rak bahasa. Nechan ngambil buku belajar bahas Jepang tingkat pemula dan menengah yang sebenernya udah pernah Nechan baca. Lalu, Nechan langsung kearah Yakunin no Toshokan. Lalu, dia bilang, “Bahasa Jepang”, dia ngomong gitu. Dan, ‘deg’ itu yang Nechan rasain. Nechan nggak bisa ngomong apa-apa. Nechan Cuma pasang tampang biasa. padahal, dalam hati teriak kayak orang gila. lalu Yakunin no Toshokan lainnya, spell nama Nechan, “Dewi Wulandari, Dewi Wulandari kan??”,. Nechan Cuma bisa jawab “Iya” sambil senyum, setelah ditulis, dan Bukunya di kasih Ke Nechan dia bilang, “Terima Kasih”. Dan kali ini bukan hanya ‘deg’ tapi, ‘deg deg deg deg deg’ bagus siang-siang udah bikin Nechan kayak gini. Padahal, dia Cuma bilang gitu, tapi Nechan udah sueneng kayak gini. Konyol nggak sih?? Aneh nggak sih?? ah, peduli amat. Lagian, buat semangat hidup kan nggak apa-apa, iya kan??

Ok, selesai ceritanya. Sekarang langsung ke Novel yang bakal Nechan bahas.
Novel ini berjudul Let Go, karangan Windhy Puspitadewi terbitan Gagas Media. Pertama kali tau tentang Novel ini, sih dari majalah. Nechan tertarik, kayaknya keren. Lalu, nechan cari Info di Internet (Inget, sekarang zamannya Internet!!!). mulai dari google book sampai ke webnya Gagas Media. Wah, keren.
Lalu, kemarin akhirnya kesampaian, Nechan pinjem.
Dan, hasilnya diluar dugaan. Novel ini KERENNN banget. Nechan bener-bener ngrasa kalau nggak salah pilih baca novel ini. meskipun Nechan tau nggak ada buku yang jelek.

Bercerita tentang Raka atau Caraka. Murid kelas X yang sudah berbuat onar dua kali dalam kurun waktu empat bulan. Bener-bener trouble maker. Sebagai hukumannya, Raka diharuskan membantu majalah sekolah yang ditinggalkan pengurus kelas XI, dan hanya meninggalkan pengurus kelas X. disana dia harus bersama dengan Nathan cowok pandai, berkacamata yang super Sinis. Lalu, Nadya, ketua kelas yang terlihat sempurna dan tidak pernah meminta Bantuan orang lain. Kemudian, Sarah, cewek pemalu yang terlihat lemah.
Nah, bagaimana nasib Raka yang terjebak dalam ruangan yang diisi tiga orang dengan sifat yang sangat berbeda??
Mendingan baca sendiri. Cari di toko buku.
Let Go memberi Nechan banyak pelajaran.
Tentang, keberanian mengatakan keinginan kita yang sesungguhnya.
Kemudian, meminta bantuan orang lain akan membuat kita lebih manusiawi.
Lalu, demi orang yang kita sayangi kita akan memperjuangkan hidup.
Mungkin, yang Nechan bilang diatas Cuma sebagian. Kalau mau tau lebih lengkap, seperti yang Nechan saranin. Beli di toko buku, jangan di toko baju. Karena kalian nggak bakal dapet buku ini.
Ini, ada beberapa kutipan dari novel Let Go yang Nechan suka.


“Orang yang menyukai dirinya sendiri apa adanya
dan nggak pernah berusaha jadi orang lain
adalah orang yang sangat keren”
“Impian itu seperti sayap,
Dia membawamu ke berbagai tempat.
Kurasa, mamamu sadar akan hal itu.
Dia tahu, kalau dia mencegah mimpimu,
Itu sama aja dengan memotong sayap burung.
Burung tersebut memang nggak akan lari,
Tapi burung tanpa sayap sudah bukan burung lagi.
Dan, manusia tanpa mimipi,
Sudah bukan manusia lagi.”

“manusia itu lebih berani menghadapi apapun
Kalau melakukannya demi orang yang ia sayangi.”

Beberapa kutipan diatas hanya sebagian yang bener-bener bisa menancap di hati Nechan. Masih banyak yang lainnya.
Meskipun akhir dari cerita ini bikin Nechan nangis. Huhuhuhu, bener, Nechan sedih. Nechan paling benci kalau salah satu tokoh Novel yang Nechan baca mati. Nggak ada rasanya. Ya, udah. Kalau kalian penasaran mending kalian baca.
I think that’s all.
Sampai ketemu di postingan selanjutnya,
Nechan Sign out. Hasta la Vista………


Regards

Nechan

0 komentar :

Posting Komentar