Senin, 10 Februari 2014

[Book Review] Goodnight Tweetheart - Teresa Medeiros



‘Kisah cinta dalam kotak seratus empat puluh karakter.’  





JUDUL : GOODNIGHT TWEETHEART
PENGARANG : TERESA MEDEIROS
PENERBIT : GRAMEDIA
TAHUN : 2011

Aku tau novel ini udah satu tahunan yang lalu atau mungkin lebih. Dari tiara, kami sempet ngobrolin buku ini.
And, i got this novel. Haa! Dapetnya dari pesta buku yang diadain gramedia kediri di GNI. Well, aku dateng pas hari pertama pameran dan yep, dilema nggak ketulungan liat buku-buku itu. Pengeeen banget bawa mereka semua pulang. Tapi aku nggak mau menyandang gelar ‘labil ekonomi’ di awal bulan. NO WAY.
Dan aku memutuskan membawa pulang tiga buku, setelah yah, menimbang ini dan itu.
1.       The Five Peoples You Meet in Heaven (Meniti Bianglala) – Mitch Albom *Yeaahh, akhirnya dapat*
2.       Kaas – Willem Elsschot
3.       Goodnight Tweetheart – Teresa Medeiros
Goodnight Tweetheart lah yang mau aku bahas kali ini. mungkin kalian sering baca novel dengan tema ‘cinta berawal dari dunia maya’. Tapi serius, ini agak beda dan aku suka.
Mari kita kenalan sama pemeran utamanya, Abigail Donovan. Kita panggil saja dia Abby, terdengar lebih akrab, kan? J
Dia seorang penulis dengan buku pertamanya yang jadi bestseller. Sekarang? Empat tahun setelahnya Abby mengalami. Kalau aku boleh menyebutnya sebagai ‘writer’s block’?
Perusahaan publisisnya memberi usul ke Abby untuk memiliki akun di sosial media. Karena mereka ingin menampilkan ‘Abby’ dan ingin Abby menjaga hubungannya dengan para pembacanya. Meskipun Abby tidak sedang menulis karya selanjutnya saat ini. bahkan mereka sudah membuatkan akun Twitter untuk Abby.
Dan, ada follower yang me-mention Abby. Dengan pertanyaan pertamanya adalah.... “Kau perawan?”
Pria itu adalah MarkBaynard. Mark mengaku kalau dia adalah seorang dosen yang sedang mengambil cuti dan sedang berkeliling eropa. Abby dan Mark cocok karena mereka suka menonton acara televisi, keduanya saling bercerita tentang kehidupan masing-masing. Abby dengan ibunya yang sakit demensia. Dan Mark bercerita tentang putranya juga tentang status pernikahannya, ia bercerai.
Ritual yang mereka lakukan di awal chat tiap harinya adalah, bertanya pakaian apa yang masing-masing kenakan. Kemudian mereka menutup chat dengan mengucapkan goodnight tweetheart.
Tapi, ketika Abby menawarkan memberi Mark nomor teleponnya. Mark menghindar. Abby sangat shock ketika Mark mengiriminya foto berisi pemandangan kamar rumah sakit. Juga pengakuan Mark yang ternyata selama ini tidak pernah pergi kemanapun. Tidak ada italia, perancis. Jadi, foto-foto pemandangan yang selama ini Mark kirim cuma bohong. Ia mengunduhnya di google.
Mark, memutuskan mengatakan kenyataan itu karena sebentar lagi dia akan operasi. Tentu ini kenyataan yang tidak mudah untuk diterima Abby. Ia sempat vakum chat dengan Mark. Sampai ia memutuskan mencari Mark berada. dengan bantuan GPS.

Saat baca novel ini, kalian pasti ngerasa lagi baca chattingannya temen atau mungkin milikmu sendiri. Bahasanya enak, humornya renyah. Yah, meskipun endingnya kurang sip. Well, mereka pasti berbahagia saat ini *I hope*
Novel ini jadi salah satu penyemangatku juga ketika mengalami writer’s block. Secara, Abby kan penulis one-hit-wonder yang berhasil melewati badai cobaan. *apaan coba?*
Aku kasih tiga bintang dari lima bintang di goodreads. J

0 komentar :

Posting Komentar