Nechan coba bikin novel, jadi penulis mungkin bukan cita-cita Nechan, tapi apa salahnya sih coba?! (Novelist Mode: ON)
Novel ini bercerita tentang Fai Kalevi dan empat temannya, Ivan, Eza dan Raka. Mereka empat cowok bandel dari SMU Florence, selain bandel dan jadi idola dari para cewek penyuka ‘Bad Boys’, mereka juga punya Band. Fai pegang Drum, Raka Gitar, Eza Bass, dan Ivan menempati posisi Vokalis. Hmmm, ada yang kurang…. Ah, Keyboardis. Iya, iya, Bad Boys lagi puyeng cari pemain keyboard yang cocok bin sreg di hati mereka berempat (kayak mau pilih cewek buat diajak nikah, aja). Selain harus cari keyboardis mereka juga harus berhadapan dengan guru yang kayaknya sentiment berat sama mereka berempat (Fai, terutama). Yah, maklum sih, yang cari masalahkan mereka berempat dulu (Fai maksudnya). Mereka juga harus menghadapi masalah pribadi mereka yang rumit bin pelik.
Disisi lain, ada Radu Ragasta cowok pindahan baru yang super jenius dan punya banyak misteri. Emang dia punya ekspresi yang datar kayak meja, tapi kelakuannya bikin Pak Han (Guru Matematika, SMU Florence) pengen nabok dia pake cangkang duren. Dan menurut Fai, Radu itu suka cari masalah dengannya (dengan wajah datarnya, tentunya). Tapi, Fai merasa kalau ada sesuatu yang menarik dalam diri Radu yang membuatnya ingin tau lebih dalam lagi.
Sedangkan, dalam sudut pandang Radu, dia ingin sekali segera keluar dari SMU Florence, gimana enggak, Radu paling nggak suka bersosialisasi dengan orang, apalagi yang sejenis dengan Fai dan ketiga temannya. Masuk SMU Florence itupun karena paksaan dari ‘Master’. Bosnya sekaligus Pria yang mengasuhnya sejak kedua orangtuanya meninggal 10 tahun lalu.
Trus gimana dong??! baca aja, ya. Pleaseeee Baca…. BACA NGGAK!! Nechan lempar sepatu, nih!!! (Maksa nih, ceritanya)
Ide cerita ini Nechan dapet setelah Nechan ketemu sama guru IPS Nechan. Hehehehe, nggak tau kenapa setiap pelajaran beliau Nechan selalu dapat hidayah dan ilham (Hehehehe, Sankyuu, Nee), meskipun kemarin Kerabat Armast udah bikin beliaunya ngambek. Dan berakhir dengan dibuatnya kesepakatan nggak boleh ikut pelajaran sama sekali kalau terlambat dari dispen istirahat yang diberikan yaitu 10 menit. Hahahahaha, bandel nih. Sekedar info, Kerabat Armast udah dua kali ini bikin guru ngambek (Wah, Bandel nih)
Lalu, buat judulnya Nechan sebenernya masih bingung. Mau kasih judul apa??? Sebenernya ada sih, alternatif judul antara Dreams of Tomorrow sama Hadapi Dunia (lagunya, Pee Wee Gaskin bangettt).
So, Read it!!
“Hahahahahahaha…..” Tawa Ivan membahana mengisi seluruh sudut ruangan Studio kecil miliknya,
“Sialan lo, malah ketawa lagi….” Kata Fai sambil melempar bantal besar milik Ivan. Fai sebal, padahal berita yang ia ceritakan pada temannya itu bukan berita yang patut ditertawakan, bahkan lebih cocok kalau ditangisi.
“Sorry, sorry. Habis, elonya juga, sih. Ngrokok dikelas, kayak lo nggak punya dosa aja” Ivan mencoba menahan tawanya, dia tau kalau dia masih tertawa juga pasti Fai akan mengajaknya berantem. Dia sudah sangat tau sifat temannya yang satu ini.
“Mana gue tau kalau Rahwana dateng, waktu itu jam kosong, jadi gue pikir gak masalah ngrokok di dalem. Dasar Rahwana gila, kayak nggak pernah muda aja” Fai semakin sebal mengingatnya, apalagi mengingat tampang Pak Herman, guru Fisika yang kayaknya sentiment berat sama Fai,
“Yah, nggak masalah, dong. Lo jadi bisa main sepuasnya kan?!” Kata Ivan yang mencoba memberi pencerahan,
“Main sepuasnya pala lo. Setan satu itu bakal kerumah setiap hari, buat ngecek gue. Nyokap pasti bakal cerewet. Sialan tuh orang” kata Fai dengan nada yang tinggi,
Benar sekali saudara-saudara, Fai terhitung besok akan di skors selama satu minggu karena ketahuan ngrokok di kelas. Parahnya yang memasukkannya ke BP adalah Pak Herman a.k.a Rahwana yang terkenal killer bin sangar mengalahkan kesangaran Tukul Arwana (Lah, Apa hubungannya?!), bisa dianggap dia itu singanya SMU Florence. Fai, memang sangat menghindari pertemuan dengan guru satu itu. Selain sepertinya Rahwana Sentimen sama Fai yang tahun lalu sudah mempermalukannya, juga karena dia tau kalau Rahwana dan Ibunya adalah teman di SMU dulu. Lengkaplah sudah.
“Gue jadi nggak bisa keluar malem, nih. Nyokap pasti bakal ngehukum gue” Kata Fai, sepertinya dia sedikit sedih. Ivan yang melihat wajah temannya yang mulai kusut itu mencoba membesarkan hatinya,
“Tenang aja, Bro. gue yang main kerumah lo, deh. Jadi lo nggak usah khawatir. Tapi, cewek-cewek kayaknya bakal ribut, tuh. kalau lo nggak ada” Ujar Ivan sambil nyengir,
“Heh, peduli apa gue sama mereka. Lo makan aja, gue nggak terlalu minat” Fai mendengus, Fai memang banyak dikelilingi cewek dengan berbagai tipe 1600, tipe 5300, tipe W550 (udah kayak tipe hape aja). Tapi, dia sama sekali tidak tertarik dengan mereka kalaupun Fai dekat dengan mereka itu hanya karena Fai merasa tidak masalah selama tidak mengganggu. Beda dengan Ivan yang memang Playboy cap Kecoak ngesot, liat orang pake rok, nggak peduli dia cewek murni atau nggak, matanya langsung ijo.
“Elo itu, padahal puluhan cewek antri buat deket sama lo. Tapi, elonya malah kayak gini. Oh, Come on, bro, jangan sia-siain kesempatan yang nggak akan datang dua kali ini” Ivan semakin tidak mengerti dengan sikap Fai yang ogah-ogahan sama cewek,
“Gue bilangin ya, Van. Gue belum minat sama mereka. Lagian mereka ngejar gue, karena gue yang bandel, Bad boy, dan predikat-predikat gue itu” kata Fai sambil memainkan drum dengan asal,
“Ok, gue tau. Tapi, jangan-jangan…lo doyannya sama cowok…hiii, keberadaan gue membahayakan, dong” Kata Ivan membayangkan hal yang mengerikan,
“Lho?! Lo baru tau…” Fai menghentikan kegiatannya dan memandang Ivan dengan serius.
“Fai, Lo becanda kan?!” Ivan ngeri mendengar jawaban Fai,
“Padahal kita temenan udah tiga tahun lebih, masak lo nggak tau sih?!” Ujar Fai sambil mendekati Ivan, Ivan yang merasa didekati mundur perlahan dengan tampang ketakutan.
“Sialan lo Fai. Jangan bercanda, deh. Gue lempar, nih” Seru Ivan yang semakin ngeri dengan kelakuan Fai yang bikin merinding, dia sudah mencengkeram gelas, kalau sampai Fai berani mendekat, Ivan akan melempar gelas itu dengan sepenuh hati, Ivan rela punya temen yang punya codet diwajah daripada dinodai oleh cowok (Nggak banget!!).
“Kenapa sih Lo, Van?! Santai aja, nggak akan hamil ini” Seru Fai diiringi tawa,
“Nggak akan hamil, Pala lo. Jijik gue sama lo, lo pikir gue udah nggak doyan cewek apa?! Gini-gini gue ini cowok terkenal, bisa turun drajat gue, kalau mau sama lo” Kata Ivan semakin ngeri,
“Lagi ngapain kalian???” Tanya Eza yang baru muncul, di dekat pintu, di belakangnya berdiri Raka yang tidak kalah heran, melihat pose Fai dan Ivan. Mirip film kungfu dari China yang menampilkan adegan Andy Lau sedang bertarung dengan musuhnya,
“Zaaaa” seru Ivan dramatis sambil berlari kebelakang Eza,
“Kenapa Lo, Van??” Tanya Raka semakin bingung melihat kelakuan Ivan,
“Dia, dia, tuh, Ka. Dia mau nyerang gue, gue takut” Ivan mengadu pada Raka, dengan wajah yang memang ketakutan.
“Nyerang lo??” Eza masih tidak mengerti dengan apa yang dikatakan Ivan,
“Iya, dia mau cium gue. Dia mulai nggak normal, Za” Jawab Ivan yang masih mencengkeram baju seragam Eza,
“Ha??” Eza dan Raka hanya dibuat bengong oleh pengaduan Ivan,
“Kenapa kalian?! Nggak percaya?! Gue ini korban tau. Korban” Seru Ivan,
“Phuh..Huahahhahahahaha” tawa Eza, Raka dan Fai menggema di seluruh ruang studio, hanya Ivan yang bengong dengan tampang goblok.
“Gila lo, Fai. Tau temen lo kayak gini, masih aja digangguin” Eza geleng kepala mengingat reaksi wajah Ivan yang ekstra lucu.
“Kok kalian malah ketawa?!” Tanya Ivan tidak terima,
“Van, kalau Fai nggak normal, ngapain semalem dia ciuman sama lexa?! Sarap lo!!” Kata Raka sedikit geli,
“Bener, lo sih, mikirnya yang enggak-enggak…” Fai memberi persetujuan pada perkataan Raka, tapi sesaat kemudian Fai merasa ada yang aneh, “Tunggu, lo liat?!”
“Ha?” Raka yang ditanya hanya menjawab dengan ‘Ha?’
“Bukan salah penonton, Kawan. Yang salah yang melakukan adegan itu, kami nggak sengaja liat” Kata Eza membela diri, sepertinya dia juga melihat,
“Anda betul sekali, Bung Eza” Kata Raka yang menirukan gaya pembawa acara siaran sepak bola liga tarkam (antar kampung, maksudnya).
“Ahh, dasar curut” Ejek Fai sambil melemparkan Bantal bergambarkan symbol AC Milan kearah Eza dan Raka yang sudah memegang Bass dan gitar,
“Wakakakakaka” Raka mengeluarkan tawa yang super aneh,
“Fai, elo beneran ciuman sama Alexa?! Bukannya lo bilang nggak minat sama cewek Player?!” Tanya Ivan yang mulai tertarik dengan topik tentang cewek,
“Lemot lo, Van. Gue emang nggak suka sama dia, itu juga gue terpaksa” Kata Fai sambil mengambil tempat di belakang drumset,
“Iya, lo emang terpaksa. Tapi, lo nikmatin kan?!” Tanya Ivan sedikit sewot, dipanggil Lemot,
“Hhah” Fai hanya mendengus, “Udah, ah. Kita mulai” katanya sambil mulai menggebuk drum, hingga memekakan telinga,
“Ok. Let’s Rock the world, Bad Boys” seru Ivan di depan sambil mengarahkan mic di mulutnya,
Dengan segera suara music rock yang kental menyelimuti ruangan studio, diiringi dengan suara Ivan yang melantunkan lagu milik greenday, American Idiot. Terlihat sekali mereka menikmati saat-saat ini.
Tapi, masih saja ada yang kurang dari band ini, Keyboardis. Gimana?? Apa mereka bakal dapet?? Atau mereka mau ngadain Audisi di 24 kota di Indonesia buat cari Keyboardis yang sreg di hati???! Penasaran?? Kalau nggak ya enggak apa-apa kok!
To Be Continue…….
3 komentar :
eh...wii..keren gila :)) :-bd
ohzap,,ngmong2..guru IPS qt sg mna???hahahaha
eh yoo...wo lanjutane sing ndii?
eh yoo...wo lanjutane sing ndii?
Posting Komentar