Jumat, 21 Januari 2011

Balada siswi ingusan menghadapi UAN

Sebelum menulis postingan ini. Nechan mau kasih warning sign buat yang baca dan berkaitan dengan topik ini (itu juga kalau ada yang baca). Postingan ini Nechan buat berdasarkan isi hati dan perasaan Nechan yang sesungguhnya. jadi, apabila ada pihak-pihak yang tidak setuju. mohon maaf. tolong anggap postingan igauan murid SMK yang sedang menghadapi masa krisis dalam hidupnya. Mari.......


Resah dan gelisah.....
Menunggu di sini......



Itu mungkin satu bait lagu yang lumayan cocok dengan keadaan Nechan saat ini. mungkin juga ribuan murid yang mau menghadapi momok terbesar dalam dunia. bukan, bukan karena jatuh cinta pada semut merah. tapi karena beberapa bulan lagi, detik-detik penentuan akan tiba. bukan, bukan penentuan apakah Cesc Fabregas akan melamar Nechan. Bukan itu. tapi, tentang UN. UN. atau kepanjangan dari Ujian Nasional. atau dalam bahasa inggrisnya National Examination. Memang, gerbang bernama UN harus tetap dilalui meskipun hati dan otak menjerit-jerit minta UN dihilangkan. Tapi, UN harus kita lalui, untuk mendapatkan kertas yang bernilai tinggi bernama Ijazah. Yah, meskipun di sektor selain sektor Formal (E.X Ibu rumah tangga) tidak membutuhkan Kertas bernilai tinggi ini untuk persyaratan.

Nechan merasa kalau peraturan kelulusan dari tahun ke tahun semakin mencekik. dari yang Nechan tangkap. Nilai kelulusan diambilkan 40% dari raport semester 3-5, sementara 60% dari hasil UN. sementara untuk produktif, diambil 30% teori kejuruan dan 70% untuk praktek. dan, minimal nilai harus 4.0. sedangkan Produktif 7.5 juga rata-rata harus diatas 5.5. ini untuk anak SMK. Nggak tau, deh nasib anak SMU.

Bagaimana pendapat kalian??

Kalau dibilang keberatan. memang terlalu berat. apalagi mengingat nilai nilai yang diujikan di UN semuanya pada tiarap nggak mau jongkok. sebelum membuat standart yang rumit bin njlimet ini. kenapa para bapak dan ibu yang berwenang tidak menyebar angket ke anak-anak yang seperti Nechan. yang otaknya kadang-kadang suka nggak konek kalau denger Ibu guru menjelaskan. dan cuma bisa bengong sambil tanya "Iki ngomongne opo, tho?!"

Apalagi, akhir-akhir ini rasanya, tugas, tugas, tugas, apalan, ulangan harian. Belum lagi UN, praktek. sampai rasanya mau muntah kalau lihat rumus Integral, limit, fungsi, trigonometri dan yang lainnya. Bapak, iBU yang terhormat, taukah anda kalau salah satu murid didepan anda sama sekali tidak menangkap apa yang anda bicarakan?!


Maaf, sekali lagi maaf. bukan maksud menghujat atau apa. ini hanya curhatan siswi ingusan yang sedang berjuang menguatkan mental dan fisik untuk menghadapi masa transisi dari remaja tanggu ke orang dewasa.

Kalau dipikir-pikir. kami dijejali puluhan materi. puluhan buku yang menguras uang, otak, tenaga, waktu. lalu, apa gunanya kalau pada akhirnya itu sama sekali tidak masuk ke otak?? Nah, karena itu. saya punya usul yang bagus (tentu menurut saya). Saat masuk SMU/SMK. sebaiknya kami di bebaskan memilih mata pelajaran apa yang ingin kami ambil. kalau saya mau Ipa, ya, saya ambil Ipa. kalau mau Bahasa inggris, saya ambil bahasa inggris. bukankah itu lebih efektif??? tidak membuang percuma waktu. bagus 'kan?!


Nechan tau kalau tidak bisa dengan tiba-tiba UN dihapus. Itu tidak mungkin 'kan?? makanya, daripada berpikir sampai kepala botak. mending usaha, berdoa, dan juga mohon doa restu pada orang tua.


Ini ada beberapa pendapat tentang UN dari teman-teman :


"Kacauuuu..... Harun??? Siapa itu???" By Pika-pikachu


Note : Pika-pikachu yang Eksyen diatas dua cewek di depan kamera.















Note : Mak Nyai pakai krudung putih. sementara bu Mega pakai krudung merah. pas, deh. Merah putih. wkwkwkwkkwk


"UN itu seharusnya tidak ada. kalau memang ada. sebaiknya tiap tahun standartnya diturunkan" By Mak Nyai


"Sangat, sangat, sangat tidak adil. Masak belajar 3 tahun ditentukan hanya dalam 4 hari?! kan nggak sebanding, gitu lho" By Bu Mega

0 komentar :

Posting Komentar