Minggu, 31 Oktober 2010

Morning Light ~Make me think~


Novel yang bakal Nechan bahas kali ini. Morning Light. Seperti janji Nechan kemarin. Novel karya Kak Windhy Puspitadewi ini baru selesai Nechan baca minggu kemarin. Cuma butuh satu hari buat baca nih novel. Gimana ceritanya?
Devon dan Sophie, teman sejak kecil. TK, SD, SMP, mereka selalu bersama. Saat SMP mereka bersahabat dengan Julian cowok pindahan dari Surabaya dan Agnes cewek pindahan dari Jakarta.
Sekarang mereka sudah kelas tiga. Mereka dihadapkan dengan permasalahan diri mereka.
Sophie yang seorang anak dari Renata Adhyaswara, penulis terkenal merasa terbebani dengan nama ibunya. Dia berusaha membuat novel yang pantas untuk seorang anak Renata.
Devon yang mencintai sepak bola dan anak dari mantan pemain sepak bola andalan PSIS, Ruslan Jayadi. Menjadi terbebani dengan tekanan yang diberikan oleh ayahnya. Devon jadi merasa berat bermain sepak bola tidak seperti dulu.
Julian, dia berusaha mengejar kakak tirinya, Daniel. Kakaknya kini bersekolah di MIT. Dan, ayahnya seorang guru besar di bidang Matematika. Julian selalu berusaha melebihi kakaknya.
Agnes, setelah kematian kakaknya, Jessica yang menjadi harapan kedua orangtuanya untuk meneruskan karier keduaorang tuanya di bidang kedokteran. Dia merasa ingin menggantikan kakaknya, namun dia tau, kalau itu tidak mungkin. Apalagi, Mama-nya menghindari Agnes.

Inti novel ini adalah, mengejar sosok yang jauh dari mereka. Dan, tanpa mereka sadari. Mereka punya sesuatu yang lebih berharga dalam diri mereka.
Dan jujur, novel ini bikin Nechan mikir apa sih yang ntar pengen Nechan lakuin setelah lulus. Emang, Nechan udah bikin plan buat kedepan. Tapi, Nechan jadi mikir. Apa bener ini yang pengen nechan lakuin?? Apa nanti Nechan nggak akan nyesel?
Balik ke kalimat Julian “Apakah saya akan menyesal atau tidak, saya tidak tahu. Tapi, bukankah saya tidak akan pernah tahu jawabannya jika saya tidak melakukannya??”
Jadi, intinya kita harus berani ambil resiko.
That’s all
Nechan Sign out
Bye

Minggu, 10 Oktober 2010

Emma ~Romantisme Era Victorian~

Good morning, everybody!!

Hehehehe, lama nggak posting. Udah berapa lama, ya?? Sebulanan kayaknya ada, deh.

Mau gimana lagi, nggak punya waktu. Maklum, derita murid kelas tiga. Di ambang ujian.

Sekarang ini tanggal sepuluh oktober. Sekitar satu bulanan ini pelajaran efektif dimulai. Setelah dua bulanan Praktek kerja di salah satu radio swasta. Dan, jujur, nggak terasa kayak kelas tiga. Biasa aja. Belum ada tekanan sama sekali. Meskipun tiap malam dihantui pikiran tentang ujian ntar bulan maret (bener maret, kan?!). apalagi ada beberapa kejadian konyol yang mewarnai kelas tercinta kita Arma’st. salah satu contohnya terjadi hari jum’at kemarin. Tiba-tiba Mr. R, salah satu guru kami. Datang sambil memerintahkan kami yang lagi asyik-asyik santai sambil makan untuk segera angkat kaki dari ruangan yang menjadi kelas kami atau basecamp kami. Kami diungsikan ke kelas baru yang baru selesai dibangun. Kami sempat protes. Tapi apa daya, kami kalah. Kami sampai di kelas baru. Gedung baru itu ada tiga kelas. Kelas paling utara, tengah, dan kelas paling selatan. Awal mula, kami masuk ke kelas paling utara (disini kita sebut kelas pertama). Kami udah dapet tempat semuanya. Udah ada yang duduk-duduk malahan. Tapi, semua langsung ricuh ketika salah seorang anggota kami. Berteriak, kalau kelas ketiga lebih nyaman (nggak panas, deket sama pohon jambu*yang ini nggak jelas apa maksudnya). Akhirnya, seperti anak TK, kami lari-lari ke kelas yang ada diujung selatan itu. Dan, keadaan kelas itu. Mirip kayak tempat yang baru kena gempa. Kotor. Dan, entah siapa yang mempropokasi, kami kembali lari-larian ketempat kelas pertama tadi (mirip korban bencana alam). Dan, propokasi kedua kembali terjadi, setelah ketua kelas kami, Syafi’i, berjanji akan membersihkan kelas paling selatan. Semua setuju, akhirnya kami kembali lari-larian mirip orang nggak waras.

Kejadian nggak jelas ini ternyata memakan korban. Tara-chan, tangannya yang cidera, kena sesuatu yang keras (pintu atau meja). Termasuk, Pika”chu, juga Syafi’i. mereka bertiga atraksi di pintu penghubung kelas tengah dan kelas paling selatan.

Well, benar-benar kelas yang nggak jelas.

Mau bahas komik, nih. Sebenernya komik ini udah pernah Nechan baca pas smp kelas tiga. Tapi, seminggu ini Nechan ngulangin baca komik ini lagi. Ntar, Nechan punya rencana bahas novel punyanya Windhy Puspitadewi. Morning Light. Bagusss banget, belum selesai, sih bacanya. Jadi, minggu depan aja, ya.

Komik yang mau kita bahas kali ini, EMMA.

Komik ini bersettingkan zaman Victoria sekitar tahun 1800-1900. Bercerita tentang Kelly Stowner, seorang pensiunan pengajar. Dia tinggal dengan pelayannya yang bernama Emma. Disinilah cerita dimulai. Suatu hari mantan murid Kelly datang berkunjung setelah sekian lama tidak bertemu.

Sebuah insiden kecil terjadi ketika William Jones mengetuk pintu rumah Kelly dan kejadian itu Membuatnya tertarik pada Emma. Begitu juga Emma. Hubungan mereka berkembang. Tapi, tidak semudah yang kalian pikirkan. William Jones yang seorang tuan muda dan Emma yang hanya seorang pelayan. Membuat kisah cinta mereka tidak berjalan lancar. Apalagi, William ditunangkan dengan anak seorang Viscount (gelar bangsawan di Inggris) yaitu, Eleanor.

Kematian Kelly, membuat Emma harus pergi dari London. Dia memutuskan kembali ke desanya di pinggiran Inggris. Hal itu membuat William dan Emma terpisah. Emma akhirnya bekerja menjadi seorang pelayan di rumah keluarga pendatang dari jerman. Wilhem & Dorothea. Di sini, Emma memutuskan untuk melupakan semua yang terjadi di London dan memulai hidup baru.

Tapi, benar kata orang ‘kalau jodoh nggak akan kemana’. Bermulai dari kunjungan Dorothea (bersama Emma) ketempat sahabatnya, Mrs. Trollope. Dan, berakhir dengan dipinjamnya Emma sebagai pelayan pendamping Mrs. Trollope, untuk menghadiri pesta pertunangan anaknya di London. Ternyata, anak Mrs. Trollope yang bertunangan itu adalah pria yang sangat dia cintai dan ingin ia lupakan. William. Setelah pertemuan itu, William meminta Emma untuk tidak lari lagi. Apalagi, Mrs. Trollope atau Aurelia Jones mengetahui tentang mereka berdua.

William memutuskan pertunangannya dengan Eleanor dan langsung menerima tentangan dari berbagai pihak.

Apa mereka bisa bersatu?? Apa ‘Pelayan’ dan seorang ‘Tuan’ tidak boleh saling mencintai?

Kalian bisa temukan jawabannya di 10 volume komik ‘Emma’ terbitan Elexmedia. Komik buatan Kaoru Mori-sensei ini benar-benar ‘Manis’. Itu yang Nechan lihat dari komik ini. memang nggak cuma manis aja, sih. ada rasa lainnya. Tapi, yang memdominasi adalah manis.

Gimana, ya? ehm, kisah cinta mereka itu. Jujur, Nechan suka lihat mereka bareng-bareng, maksudnya mesra-mesraan gitu. Habis, mesra-mesraannya mereka itu nggak sevulgar komik-komik jaman sekarang. Dari sana kita bisa lihat, kalau yang namanya jodoh itu nggak akan kemana. Mau lari sampai keujung dunia masuk kedalam tanah juga bakalan ketemu lagi. Jadi, mau baca?? Dijamin nggak rugi seratus persen. Lagian dari sana kita bisa tau, gimana sih inggris jaman dulu?? Mulai dari hyde park sampai white chapel. Don’t be afraid to read it. I promise, you will love it. Dan, jangan lupa kasih comment kalau udah baca.

Nechan Sign out,

Ja ne.

Regards

Nechan